Soalan:

Bagaimana keadaan orang yang berhutang lalu mati sedangkan ahli-ahli warisnya tidak mengetahui tentang hutangnya itu?

 

Jawapan:

Orang yang berhutang lalu mati, maka hutang tersebut akan tetap melekat pada dirinya sehingga Hari Akhirat. Meskipun dia pernah melakukan amalan-amalan yang besar lagi utama semisal mati syahid fisabilillah, hutangnya tetap tidak dihapuskan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengingatkan: Terbunuh (syahid) di jalan Allah akan menghapus semua (kesalahan orang tersebut) kecuali hutang [Shahih Muslim, no: 3499/1886]

Nasib orang yang berhutang pada Hari Akhirat kelak adalah sebagaimana hadis berikut: Sesiapa yang mati dan di atasnya ada (hutang) satu dinar atau satu dirham, maka (hutang itu) akan dibayar balik dengan pahala kebaikannya pada hari di mana dinar dan dirham sudah tidak berguna lagi (yakni Hari Akhirat) [Shahih Sunan Ibn Majah, no: 2405/2414]

Oleh itu amatlah penting bagi orang yang berhutang, meskipun nilainya sekecil sepuluh sen atau sekadar sebuah buku nipis yang buruk, untuk mewasiatkan kepada ahli-ahli warisnya tentang hutang tersebut. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpesan: Tidaklah sepatutnya seorang muslim yang memiliki sesuatu untuk diwasiatkan, melalui dua malam melainkan wasiatnya sudah tertulis di sisinya. [Shahih al-Bukhari, no: 2533/2738]