Sifat Wudlu' Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam

Judul asli : Sifat Wudlu' Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam
Penulis : Fahd bin Abdurrahman Asy Syuwayyib
Penerjemah : Yazid bin Abdul Qodir Jawas
Penerbit : Darul Qolam, Jakarta
Ukuran buku : 16cm, 118 halaman
Pengedar : Pustaka Indonesia, No 12, Wisma Yakin,
Jalan Masjid India, 50100 KL

Masalah wudlu' adalah salah satu permasalah penting di
dalam islam. Betapa tidak, orang yang salah tata cara
wudlu'nya maka shalatnya pun diragukan keabsahannya.
Sedangkalan shalat adalah amal pertama yang kelak
bakal di hisab. Namun sayang, betapa banyak orang
yang masih menganggap remeh masalah wudlu' ini.
Jangankan masalah yang disunnahkan atau yang
dimakruhkan, yang jelas berupa perintah atau
laranganpun banyak yang kurang peduli. Padahal
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah
mengancam dengan api neraka terhadap orang yang tidak
mencuci kakinya dengan sempurna, sebagai mana sabda
beliau, " Celakalah tumit-tumit dari api neraka!" (HSR
Bukhari dan Muslim)

Ambil satu contoh saja, Anas radliallahu 'anhu berkata
bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasa
berwudlu' dengan memakai satu mud dan mandi dengan
satu sha' sampai lima mud (Lihat Mukhtashar Shahih
Muslim no 136). Abdullah bin Mughaffal berkata;
"Sesungguhnya saya mendengar Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda; "Nanti akan muncul di
kalangan umat ini satu golongan yang berlebih-lebihan
dalam bersuci dan berdo'a." (Lihat Shahih Abu Daud no
87). Demikianlah diantara cara wudlu nabi dan
demikian pula diantara peringatan di dalam, yakni
tidak boleh boros atau membuang-buang air untuk suatu
yang tidak bermanfaat menurut syari'at Islam seperti
menambahi bilangan wudlu' lebih dari tiga kali atau
membuka kran air sebesar-besarnya. Lalu bila kita
perhatikan perbuatan orang pada zaman sekarang ini,
seringkali kita lihat orang yang membuka kran (kepala
paip) terlalu lebar atau bahkan kadang kran di buka
sambil bercakap-cakap sementara wudlu tidak segera
dimulai. Kiranya tidak berlebihan bila dikatakan
ke'aliman seseorang bisa diketahui dari sedikitnya air
wudlu'.

Di tengah kondisi demikian, sangatlah tepat inisitif
Darul Qolam, sebagai salah satu penerbit yang
berkomitmen menerbitkan buku-buku ilmiah ahlus sunnah
wal jama'ah sesuai dengan pemahaman salafush sholeh,
dalam hal menerbitkan buku kecil dan praktis tentang
sifat wudlu' Nabi Shallallahu alaih wasallam ini.

Buku kecil ini berisi keterangan tentang tata cara
wudlu' Nabi Shallallahu alaih wasallam dari awal
hingga akhir, ditambah dengan hal-hal yang membatalkan
wudlu. Pembahasan dilakukan secara singkat berdasarkan
hadits-hadtis yang berderajad shahih dan hasan saja.
Kemudian penerjemah melengkapinya dengan menambah
keterangan dan menulis catatan kali. Dengan demikian
bertambahlah tingkat keilmiahan buku ini. Edisi revis
ini memuat korekasi terhadap teks asli dan koreksi
terhadap edisi yang telah diterjemahkan dahulu (1992).

Demikian, semoga kehadiran buku ini menjadi nasehat
dan memberikan manfaat bagi kaum muslimin dan muslimat
yang hendak meng-Agung-kan Allah dengan peng-Agung-an
yang sebenarnya.